Sebuah keluarga asal Inggris berhasil selamat dari kecelakaan pesawat MH17 yang terjadi pada 18 Juli. Padahal, seluruh penumpang di dalam pesawat itu tewas di tempat.
Hal tersebut dikarenakan pasangan suami-istri ini tidak dapat kursi di dalam pesawat. Awalnya Barry dan Izzy Sim berencana melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur bersama bayinya, tetapi mereka diberi tahu oleh staf di Bandara Schiphol, Amsterdam, bahwa kursi pesawat sudah terisi penuh dan akhirnya keduanya memutuskan untuk naik pesawat berikutnya.
Izzy mengatakan bahwa kejadian ini sangat mengejutkan. Dia percaya Tuhan masih menyelamatkannya dan keluarganya untuk beralih ke penerbangan berikutnya yang hanya beberapa jam sebelum MH17 ditembak jatuh dalam sebuah aksi terorisme.
Mereka dijadwalkan untuk naik pesawat Boeing 777 yang meninggalkan Bandara Schiphol saat makan siang hari ini. Hanya beberapa jam kemudian terdengar kabar pesawat MH17 meledak di wilayah timur Ukraina karena serangan roket kelompok pemberontak pro-Rusia.
“Ketika pertama kali saya mendengar berita ini seperti jantung Anda berhenti sejenak dan saya tersadar kalau Tuhan menjaga saya dan keluarga saya untuk tidak naik penerbangan tersebut,” ujar Barry, seperti dikutip Daily Mail, Jumat (18/7/2014).
Pasutri yang sering memakai jasa Malaysia Airlines ini mengatakan bahwa mereka sangat senang tidak jadi terbang dengan pesawat MH17.
MH17 bertolak dari Bandara Schiphol pada Kamis 17 Juli 2014, pukul 00.15 waktu setempat. Saat itu pesawat MH17 terbang di atas wilayah konflik. Banyak spekulasi yang muncul ketika pesawat komersil harus terbang di daerah zona perang.
Beberapa pengamat mengklaim pesawat MH17 mengambil jalan pintas melewati daerah tersebut untuk menghemat bahan bakar.
Pemerintah Belanda telah menyatakan bahwa korban tewas terdiri dari sembilan warga Inggris, 154 warga Belanda, 27 warga Australia, dan 41 lainnya masih belum dikonfirmasi kewarganegaraannya.
Perlu diketahui, pada April 2014, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menyarankan seluruh pesawat komersil untuk mempertimbangkan alternatif rute karena kemungkinan adanya risiko serius bagi keselamatan penerbangan sipil internasional.
Tetapi, banyak penerbangan yang terus menggunakan rute konflik itu karena jalurnya lebih dekat dan murah.
sumber...http://forum.tribunnews.com